5 Apr 2010

Telaga Sarangan

Sore itu kami bertemu di salah satu resto di dalam gedung terminal 1B keberangkatan, pesawat kami akan take off jam 5.45 PM menuju Solo.  Waktu yang ditempuh hanya sekitar 1 jam, jadi sekitar jam 7.15 malam kami sudah sampai di bandara Adi Soemarmo, dan langsung bertemu dengan teman yang menjemput kami, Petaling namanya.

Tujuan kami sebenarnya adalah kota Madiun, dan malam itu pun juga kami langsung menempuh perjalanan sekitar 2-3jam.  Dalam perjalanan perut ku sudah keroncongan, hehehe....karena memang sudah waktunya makan malam.  Akhirnya sekitar jam 9 malam, Petaling memutuskan untuk berhenti di Sarangan, karena Sarangan ini merupakan sebuah telaga yang menjadi tempat wisata seperti halnya di Puncak Jakarta, udaranya sangat dingin, tapi kami tidak dapat melihat apa-apa karena memang sudah malam.  Tempat makan yang paling ramai ada dipojokan sebelah kanan, yaitu Nasi goreng Maut dan ada pilihan menu tambahan, yaitu sate Kelinci yang berjualan tidak jauh dari tempat itu.

ini dia tempat kami makan
                                

Seumur hidup saya belum pernah makan daging Kelinci karena memang tidak tega rasanya, melihat makluk yang imut-imut itu harus dimakan, tapi apa daya malam itu karena rasa lapar yang amat sangat, saya memakannya juga.  *maaf ya Kelinci*.

sate Kelinci

yang jualan sate Kelinci

 
mejeng depan salah satu hotel hanya untuk dapat tulisan Sarangan :D

Setelah kenyang kami melanjutkan perjalanan dan tiba di hotel Kartika Abadi, Madiun sekitar jam 11 kurang.

Dalam perjalanan menuju Solo kami kembali mampir ke kawasan wisata telaga Sarangan (telaga Sarangan terletak pada jalur Magetan-Solo, kabupaten Karanganyar) dan tiba disana sekitar jam 10 pagi, wah ternyata ramai sekali, apalagi pas hari minggu.  Ternyata disini tersedia beraneka ragam fasilitas untuk wisata, rumah makan, hotel, perahu dayung, speed boat, kuda tunggangan, tempat bermain anak-anak, pasar wisata yang menjual barang-barang suvenir, makanan khas serta sayuran lokal. 

Saya sempat naik speed boatnya, lumayan seru, untung sih gak sampe basah-basahan, karena cuma ini baju yang ada buat kembali ke Jakarta, sore nanti.  Setelah makan siang kami memutuskan untuk kembali melanjutkan perjalanan menuju Solo dan mampir di untuk makan durian meskipun saya secara pribadi  kurang menyukai durian.

Perjalanan pun dilanjutkan kembali dan mumpung sudah di Solo kami memutuskan untuk mampir ke Keraton Solo dengan membayar sebesar Rp 2.500,- untuk wisatawan domestik dan Rp 7.500,- untuk wisatawan mancanegara dan membayar tambahan Rp 1.000.- bila membawa kamera.  Setiap satu rombongan ditemani oleh abdi dalem yang akan menceritakan tentang sejarah keraton dan hal-hal menarik lainnya yang terjadi baik di dalam maupun diluar seputaran keraton Solo.  Berhubung waktu yang kami miliki sangatlah sedikit, maka kami minta agar tur dan penjelasan dapat dipersingkat.  Maaf ya Abdi....

Keluar dari keraton kami langsung merembuk apakah ke Pasar Klewer atau ke PGS ? Akhirnya kami memutuskan untuk ke PGS karena siang itu sangat terik dan waktu yang kami punya hanya 2 jam untuk belanja.  Saya membeli beberapa buah kain dan satu set seprai corak batik warna merah marun.  Teman-teman ku banyak yang kalap membeli batik, katanya mumpung lagi di Solo.

Rasa-rasanya belum puas belanja batik apalagi dalam keadaan terburu-buru, dan ditunggu sama bos. Tapi, harus kami akhiri juga perjalanan ke PGS ini karena pesawat Garuda yang akan membawa kami kembali ke Jakarta akan terbang pada pukul 5 sore.

Setibanya di bandara temanku Petaling membagikan kepada kami masing-masing satu kotak besar bertuliskan merek Brem khas Madiun, yang belakangan saya tahu isinya, berbagai macam keripik, bumbu pecel , tanpa satu pun kotak Brem itu sendiri, yang sepertinya terlupa dimasukan, plus satu kotak sate Ponorogo.  Wah, kapan dia mempersiapkannya? Ma kasih ya....

Tiba waktunya masuk ke pesawat dan berpisah ...

No comments: