22 Feb 2010

Phuket

Akhirnya tiket yang telah di pesan dari jauh hari itu, terpakai juga...Ya, bulan  Januari 2010 kemarin akhirnya saya dan teman-teman menginjakkan kaki kami di Phuket.  Tiba disana jam 14.10 (tidak ada perbedaan waktu tentunya) dan setelah pemeriksaan paspor oleh Imigrasi Phuket, pengambilan bagasi dan brosur-brosur tentang Phuket, plus mendapatkan sim card dari operator selular lokal, kami bertemu dengan perwakilan dari tur yang menjemput kami. Ah senangnya...tidak harus repot-repot lagi memikirkan bagaimana cara untuk sampai ke penginapan kami.
 
Baru saja saya mau duduk di dalam van commuter yang nyaman itu, saya
teringat teman saya, Nina, yang juga akan bergabung dengan kami , sudah tiba di Phuket  sejak jam 13.00 dari Kuala Lumpur.  Wah, saya harus mencarinya, berdua dengan Leo, saya mencari Nina kesana-kemari, terima kasih untuk kartu Mentari yang tidak dapat dipakai, padahal katanya bisa otomatis internasional roaming.  Saya ganti ke kartu Simpati dan langsung aktif hingga singkat cerita bisa menghubungi Nina dan kami pun bertemu.

Dalam perjalanan menuju hostel, karena kami telah memesan 2 paket tur, maka kami diberikan city tour gratis oleh Jctour-phuket. Namun karena waktu yang terbuang cukup banyak maka kami tidak sempat untuk melihat-lihat ke Cashew Nut factory dan Big Budha, tapi menyempatkan diri untuk mampir ke Wat Chalong, melihat-lihat kota Phuket dan mampir ke Phromthep Cape menunggu sunset tiba.

sunset di Phromthep Cape

Dalam perjalanan ke hostel, kami melakukan pembayaran kepada Ms. Khai, untuk tur yang sudah saya pesan lewat internet. Sekitar jam 7 malam, kami sampai di Sea Front Home,  tempat dimana kami akan tinggal selama 3 malam.

 
peta Sea Front Home

Saya  sengaja memilih tinggal di daerah Patong karena lebih dekat dengan jalan Bangla, walaupun sebenarnya harga penginapan di kota Phuket lebih murah.  Di kota Phuket terdapat hotel On On, yang pernah digunakan oleh Leonardo Dicaprio dalam film the beach.

Saya memesan kamar melalui Sawadee, karena itu mereka meminta pembayaran langsung secara online dalam hitungan 1x24 jam setelah pemesanan.  Setelah pembagian kamar, bongkar koper, istirahat sebentar lalu mandi, akhirnya semangat pun terkumpul kembali. Saatnya mencari makan malam sambil mencari tahu dimanakah Bangla Road?.

Keluar dari hostel, kami memutuskan untuk mengambil arah lurus, terus saja, tidak belok ke kiri apalagi ke kanan (karena hanya akan menambah jauh jarak kami dengan Bangla). Menyusuri jalanan, melewati jalan samping Phuket Graceland Resort (bener-bener grace, gede banget) dan ketemu dengan Pantai Patong di malam hari yang sunyi dan sepi, hehehe.....ya iyalah wong jam udah hampir jam 9 malam.




Ternyata di sepanjang trotoar depan Pantai Patong ada juga tempat makan kaki limanya, akhirnya kita makan disini, makanannya lumayan enak dengan harga 1080 bath untuk 1 ikan ukuran besar asam manis, cah kangkung seafood, calamari goreng dan nasi 5 piring (untuk 6 orang), 1 kelapa muda dan 5 botol air mineral.  Setelah kenyang, kami berjalan kembali, dan melihat ada patung ikan lumba-lumba (memangnya di Pantai Patong ada ikan lumba-lumba ya??? ).



Kami terus berjalan dan tidak lama kemudian, kami melihat keramaian.  Awalnya gak yakin kalo itu jalan Bangla yang kami cari, tapi setelah menemukan Papan Bangla Area Map, baru degh percaya.  Jarak antara penginapan dan jalan Bangla sekitar 10-15 menit jalan santai dan sepanjang jalan banyak ditemukan minimart seperti 7/11 (baca:seven eleven), jadi tidak perlu khawatir kalau-kalau membutuhkan sesuatu.  Bahkan, tak jauh dari jalan Bangla terdapat  Jungceylon, yang merupakan mal paling besar di Patong. 

Papan petunjuk jalan Bangla 

Welcome to Patong 

Setelah ditelusuri, ternyata sepanjang jalan Bangla, kami melihat tidak hanya ada bar disini tetapi juga ada toko-toko yang menjual suvenir, tempat refleksi  dan pijat, apotik, Bookazine, optik, Kodak, toko permata, dll.  It's really a happening area.

 suasana di depan Soi Sea Dragon

 suasana di depan Tiger Entertainment

Berdasarkan yang saya baca dari phuket.com ternyata benar para ladyboys itu senang sekali meminta para turis yang berfoto dengan mereka untuk menggoyangkan  'aset baru mereka' , dan tak lupa untuk meminta beberapa lembar bath.  

 shake it

 suasana di depan Soi Crocodile

Hehehe...akhirnya berfoto juga dengan ladyboys 

Kalau tak salah saya waktu itu sudah hampir jam 12 malam, ketika beberapa dari kami sudah merasa sangat capek dan mengingat besok pun harus jalan ke Phi Phi isIand, akhirnya kami memutuskan untuk pulang.  Sesampainya di penginapan,  ternyata teman-teman yang cowok, masih mau duduk-duduk dulu di lobi.  Akhirnya saya ke atas ke kamar saya untuk mengambil susu Bear Brand (untuk jaga stamina) dan kembali bergabung dengan mereka.  Ha....ternyata sepeninggalan saya, yang gak sampai 5 menit itu, telah bisa membuat mereka memutuskan untuk kembali ke jalan Bangla dan mau masuk ke salah satu Go Go Bars yang ada, dan meminta saya untuk ikut karena kalo tidak ada cewek, mereka takut tidak bisa pulang (emang mau disekap sama ladyboys? atau...hehehe.......)

 
Bangla nightlife 

Sesampainya kami di sana, ternyata harga tiket pintu masuknya masih bisa ditawar, dari 500 bath menjadi 300 bath per orang (mendapatkan 1 first drink).  Selama pertunjukan tidak diperkenankan untuk mengambil gambar para ladyboys.  Setelah satu jam pertama, biasanya para pelayan akan mulai menawarkan second drink dengan harga yang lebih murah.  Nah, pada saat itulah kami undur diri, pulang.  Untuk  kembali ke penginapan,  kami  sewa tuk tuk yang harganya 100 bath untuk sekali jalan dari jalan Bangla ke penginapan.

Pada malam kedua, setelah dari Phi Phi island, kami menghabiskan malam terakhir di Phuket dengan mampir ke Hard Rock Cafe dan membeli beberapa kaos, menyusuri sepanjang jalan dari penginapan ke jalan Bangla dan jalan Bangla itu sendiri.  Melihat-lihat ke mal Jungceylon, mencari kaos bertuliskan Phuket untuk oleh-oleh sambil mencari makan malam.  Akhirnya kami mencoba makan seafood di Sakorn (nama tempatnya), di luar mal Jungceylon.  Padahal menurut apa yang saya baca, kalo mau coba makan seafood yang enak ada di Savoy, nama restaurannya, tapi diluar budget kami.   Setelah makan, akhirnya kami menemukan  kaos yang harganya 100 bath/kaos.  Bisa dibilang lebih murah, karena kalau beli di dalam mal Jungceylon harganya sekitar 200-300 bath/kaos.


bersambung...
catatan:
Kegiatan lain yang dapat dilakukan selama di Phuket:
1. Menyaksikan Phuket FantaSea
2. Menyaksikan Simon Cabaret
3. Bersantai di pantai-pantai, seperti :
  • Hat Mai Khao
  • Hat Nai Yang
  • Hat Pansea & Hat Surin 
  • Hat Kamala
  • Hat Karon, Hat Kata, Hat Nai Han
4. Bersantai di Pantai Patong itu sendiri
5. Melihat bangunan di Old Phuket Town
6. Berkunjung ke Sea Gypsy Village
7. Diving lepas pantai di Surin, Similan dan Racha island
8. Menyantap abalone di Phuket Abalone Farm
9. Spa

1 comment:

Anonymous said...

What a great and lovely holidays we have there...thank you guys for the friendship...KEEP ON ROCKIN....
Next trip please...
Venice, Italy :-)